DAILY OUTLOOK

25 JANUARY 2021

TINJAUAN FUNDAMENTAL

EUR/USD 25 Januari 2020: Jangka Panjang Tetap Bullish

Minggu lalu, matauang bersama Eropa ini pada awalnya bangkit naik ke arah ketinggian selama dua tahun di 1.2349 oleh karena melemahnya dolar AS selama beberapa hari berturut – turut. Namun kemudian kondisi pasar yang buruk menyebabkan naiknya dolar AS sehingga EUR/USD melemah menuju ke 1.2150 di sekitar 1.2170.

Di Eropa, ECB mengadakan pertemuan dan sebagaimana yang telah diperkirakan, tidak ada perubahan kebijakan yang dibuat paling tidak sampai bulan Maret 2022. Presiden ECB Christine Lagarde mengulangi pernyataan bahwa kebijakan sekarang akan tetap akomodatif namun memberikan tanda tidak ada “urgency” untuk menambah stimulus.

Dari data makro ekonomi, inflasi di Uni Eropa masih negatif, dengan CPI tahunan Jerman berada di level negatif pada – 0.7% dan Uni Eropa – 0.3%. Sementara survey ZEW menunjukkan bahwa sentimen ekonomi di Uni Eropa membaik ke 58.3 pada bulan Januari dan ke 61.8 di Jerman.

Markit PMI pendahuluan untuk bulan Januari di Uni Eropa menunjukkan aktifitas manufaktur tetap berada di level ekspansi. Namun sektor jasa yang paling terpukul oleh karena lockdown belakangan ini di Eropa menunjukkan kontraksi.

Di Eropa data makro ekonomi minggu ini akan lebih ringan. Pada hari Senin Jerman akan mempublikasikan survey IFO bulan Januari. Sementara pada hari Kamis Uni Eropa akan merilis indikator sentimen ekonomi bulan Januari. Dan pada akhir minggu Jerman kembali akan membukakan perkiraan pendahuluan dari GDP kuartal keempat yang sebelumnya berada di 8.5%.

GBP/USD 25 Januari 2020: Naik Karena Stimulus AS & Vaksin Inggris, Akankah Berlanjut?

Poundsterling menyentuh rekor tertinggi 8 bulan versus euro dan dolar AS kemarin. Posisi GBP/USD surut dalam perdagangan sesi Eropa hari Jumat ini (22/Januari) akibat data domestik Inggris yang buruk, tetapi analis menilai pound punya support kuat berkat reli ekuitas global dan vaksinasi Inggris yang amat gencar.


Selama beberapa hari GBP/USD mengalami rally dan naik ke ketinggian selama dua tahun yang baru di 1.3745 karena kecepatan kampanye vaksin Inggris dan potensi stimulus AS, namun pada hari Jumat minggu lalu turun ke 1.3654 karena angka penjualan ritel Inggris mengecewakan dan memburuknya sentimen pasar.

Di Amerika Serikat, hari pertama bertugas, Biden segera menandatangani executive orders yang sebagian besar hanya membalikkan apa yang sudah dengan susah payah diperjuangkan oleh Trump untuk kebaikan rakyat AS selama ini. Sebagian lagi berhubungan dengan usaha mengatasi coronavirus yang dikatakan Biden bahwa arah tren naik corona virus saat ini tidak mungkin bisa diubah selama beberapa bulan kedepan dan bahwa  Amerika Serikat bisa mengalami kematian atas 100.000 orang lagi karena Virus Corona pada bulan depan.

Selain itu Biden juga mengurangi banyak lapangan pekerjaan yang akan berdampak negatip terhadap perekonomian AS dengan menghentikan ijin penggunaan pipa yang mengirim minyak mentah dari Kanada ke AS.

Dari sisi Inggris, kenaikan GBP/USD sebagian besar disebabkan oleh kemajuan Inggris melawan Virus Corona. Meskipun angka kematian masih tinggi dengan rekor harian sebanyak 1.820 orang, penularan terus turun sehingga memberikan harapan rumah sakit akan segera mengalami kelegaan. Kecepatan penyuntikan vaksin yang mencapai 340.000 suntikan per hari mendukung kenaikan Sterling. Namun, laporan mengenai diperpanjangnya lockdown sampai ke musim panas telah membatasi kenaikan Sterling.

Data ekonomi Inggris membantu kenaikan Sterling. Consumer Price Index Inggris mengakhiri tahun 2020 dengan kenaikan 0.6%, sedikit diatas dari yang diperkirakan.

AUD/USD

USD/CHF

USD/JPY 25 Januari 2021: BOJ Mempertahankan Kebijakan; Merevisi Perkiraan Pertumbuhan Tahun Depan

Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter stabil pada hari Kamis (21/1) dan merevisi perkiraan ekonominya untuk tahun fiskal berikutnya, menandakan bahwa pihaknya telah memberikan stimulus yang cukup untuk saat ini dalam meredam pukulan dari pandemi global.

Bank sentral Jepang atau BOJ umumkan mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah dan menaikkan proyeksi pertumbuhan. BOJ pertahankan suku bunga jangka pendek di -0,1% sementara itu suku bunga jangka panjang menjadi sekitar nol persen. BOJ juga akan terus membeli dana yang diperdagangkan di bursa dengan kecepatan tahunan sebesar 12 triliun yen ($116 miliar) sebagai bagian dari program pembelian aset besar-besaran.

Dalam tinjauan proyeksi triwulanan, BOJ memangkas perkiraan ekonomi untuk tahun berjalan yang berakhir pada Maret menjadi kontraksi 5,6% dari perkiraan sebelumnya untuk penurunan 5,5%.

Namun merevisi proyeksi pertumbuhan untuk tahun fiskal depan menjadi ekspansi 3,9% dari perkiraan kenaikan 3,6% pada Oktober.

Wakil Gubernur Masayoshi Amamiya tidak hadir dalam pertemuan tersebut karena seorang kerabat mengambil tes PCR untuk virus corona, kata BOJ.

BOJ melonggarkan kebijakan dua kali tahun lalu, sebagian besar dengan meningkatkan pembelian aset dan menciptakan fasilitas baru untuk menyalurkan dana melalui lembaga keuangan ke perusahaan-perusahaan yang kekurangan dana karena terkena virus corona.

Disclaimer:

Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.

Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.

Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.