8 MARET 2021
TINJAUAN FUNDAMENTAL
EUR/USD: EURO Masih Cenderung Turun
Pasangan matauang EUR/USD sempat jatuh ke level terendah yang baru di 2021 di 1.1892, oleh karena membumbungnya dollar AS secara luas setelah komentar dari kepala Federal Reserve AS Jerome Powell, namun akhirnya terkoreksi normal beberapa pips diatas level tersebut, di 1.1911.
Data ekonomi AS minggu lalu dimulai dengan keluarnya PMI manufaktur dari ISM yang bagus. Namun, angka pekerjaan dari ADP dan PMI jasa dari ISM meleset dari perkiraan sehingga menyebabkan keprihatinan akan employment.
NonFarm Payrolls bulan Februari menunjukkan kenaikan sebanyak 379.000, dua kali lipat lebih tinggi daripada yang diperkirakan dan diatas dari revisi naik. Dolar bereaksi dengan memperpanjang keuntungan.
Stimulus fiskal AS disetujui bersama dengan membatasi cek stimulus senilai $1,400. Pasar telah memperhitungkan dalam harga, kompromi semacam diatas dan menaikkan peluang undang – undang stimulus akan bisa dikeluarkan, menambah prospek pertumbuhan. Hal ini juga mendorong naik yields dan dollar AS.
Di Eropa, angka makro ekonomi mengkuatirkan, dengan lockdown dalam rangka preventif terus berlanjut di Uni Eropa, dengan beberapa negara memperpanjangnya sampai bulan April. Ada dua angka makro ekonomi yang memberikan tanda alarm.
Penjualan Ritel bulan Januari di Jerman dan Uni Eropa melemah, sementara output jasa tetap berada di teritori kontraksi pada bulan Februari, menurut Markit. Kemajuan imunisasi terhadap Covid yang lambat di Uni Eropa menambah perspektif yang suram. Menurut perkiraan awal, inflasi untuk bulan Februari di Jerman meningkat, namun di area euro tetap rendah.
Minggu ini, keputusan mengenai kebijakan moneter dari ECB akan menjadi event yang paling relevan. ECB kemungkinan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga tidak berubah, namun bisa menambah kecepatan di dalam pembelian assets untuk menekan naiknya yields obligasi yang bisa memukul prospek pertumbuhan.
Uni Eropa juga akan mempublikasikan revisi dari GDP kuartal ke empat dan Sentix Investor Confidence bulan Maret, sementara Jerman akan merilis Industrial Production bulan Januari dan angka inflasi final bulan Februari.
GBP/USD: Pounds Masih Berpeluang Naik
Di Inggris, Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak berhasil mempresentasikan kenaikan pajak korporasi tanpa membenamkan Sterling.
Mungkin yang paling menarik adalah insentif untuk investor berupa “super deduction”. Sementara itu, Markit final PMI Inggris muncul bervariasi. Manufaktur lompat ke 55.1, namun jasa turun ke 49.5.
Minggu ini, Gubernur Bank of England Andrew Bailey direncanakan akan berbicara pada awal minggu dan diharapkan akan membentuk ekspektasi dan komentar mengenai naiknya imbal hasil obligasi.
Sementara itu kecepatan imunisasi kelihatannya melambat pada minggu – minggu belakangan ini. Kecepatan imunisasi kritikal karena Inggris akan memasuki pembukaan kembali ekonomi tahap pertama pada tanggal 8 Maret.
Kembalinya ke normal yang berhasil akan mendorong naik Sterling sementara hambatan yang terjadi akan membebani.
Event kedua yang signifikan dari Inggris adalah GDP bulan Januari. Meskipun terjadi lockdown, ekonomi Inggris pada akhir 2020 mengalami kenaikan namun ada keragu-raguan mengenai bulan Januari dimana Inggris mengalami lockdown nasional dalam cakupan yang lebih luas dan lebih ketat.
Di Amerika Serikat, stimulus terdorong untuk segera dikeluarkan karena ada tenggat waktu dimana beberapa program pemerintah yang ada sekarang akan segera jatuh tempo.
House of Rep dari Demokrat telah meloloskan stimulus senilai $1.9 triliun yang awal, apakah Senat akan menyetujui sejumlah nilai yang sama?
Investor telah memperhitungkan dalam harga senilai antara $1 triliun sampai $1.5 triliun. Jadi apabila nilainya hanya beberapa ratus miliar dollar AS, akan mengecewakan, sementara apabila mendekati nilai awal akan menggembirakan pasar.
Meskipun terjadi penurunan belakangan ini, masih ada tanda – tanda bullish dari pasangan matauang ini.
AUD/USD: AUSSIE Mulai Menguat Di Dukung Lonjakan Harga Tembaga & Bijih Besi
Pair AUDUSD pada sesi Asia Senin (8/3/2021) bergerak bullish dari posisi terendah awal Februari di tengah koreksi pergerakan dolar AS yang pekan lalu rally.
Selain di-support minat tinggi di perdagangan aset risiko juga sebagai kurs komoditas dengan lonjakan harga tembaga dan bijih besi serta harga minyak mentah.
Pekan lalu pair tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS ke posisi tertinggi 13 bulan yang memberikan tenaga rally dolar AS.
Kenaikan yield treasury AS tersebut juga ditopang oleh rilis data ekonomi AS yang optimis. Namun untuk kekuatan pair pagi ini juga disumbang dari rilis data neraca perdagangan China yang surplus.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak retreat di awal pasar uang Asia setelah rally 3 sesi berturtu.
Dolar AS terkoreksi sebagai aset safe haven merespon disahkannya paket stimulus fiskal AS $1,9 triliun hari Sabtu lalu oleh Senat AS.
USD/CHF
USD/JPY: Yen Jepang Masih Terus Mendaki
Pair USDJPY pada sesi Asia Senin (8/3/2021) bergerak konsolidasi dari posisi tertinggi 9 bulan pekan lalu dan performa mingguan terkuat sejak Mei 2020. Namun pair yang berada di area overbought masih berpotensi perpanjang posisinya meskipun indeks dolar terpantau retreat dari puncak tertinggi 14 pekan.
Pair berpotensi mendaki posisi resistennya merespon pertimbangan dasar dari ekonomi AS yang optimis setelah data NFP pekan lalu meningkat dari periode sebelumnya dan juga ekspektasi. Namun laju pair dibayangi oleh disahkannya paket stimulus $1,9 triliun oleh Senat AS akhir pekan lalu.
Fundamental yen masih lemah setelah Perdana Menteri Suga Yoshihide sedang mengumumkan untuk memperpanjang keadaan darurat virus corona di wilayah Tokyo selama sekitar dua minggu karena kekhawatiran bahwa infeksi belum cukup menurun.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak retreat di awal pasar uang Asia setelah rally 3 sesi berturtu. Dolar AS terkoreksi sebagai aset safe haven merespon disahkannya paket stimulus fiskal AS $1,9 triliun hari Sabtu lalu oleh Senat AS.
Disclaimer:
Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.