10 MARET 2021
TINJAUAN FUNDAMENTAL
EUR/USD: Apakah Kenaikan EURO Hanya Sementara?
EUR/USD diperdagangkan mendekati 1.19 di sekitar 1.1896 , naik dari level terendah pada tahun 2021 di 1.1836 dengan yields obligasi 10 tahun AS turun dari ketinggiannya diatas 1.60%. Intervensi Cina terhadap pasar sahamnya membantu membuat sentimen pasar bertambah baik.
Pasar sedikit tenang pada hari Selasa setelah terjadinya pergolakan memulai minggu perdagangan yang baru. Otoritas Cina melakukan intervensi untuk mengangkat kembali saham – saham tehnologi dari posisi rendahnya yang menghasilkan sentimen positip dan membebani dollar AS yang safe-haven.
Hal lain yang membuat dollar AS turun adalah turunnya yields obligasi 10 tahun AS dari ketinggiannya di atas 1.60% ke 1.56%. Penurunan dari imbal hasil Treasuries AS ini mungkin berhubungan dengan pernyataan Treasury Secretary AS Janet Yellen bahwa AS memiliki alat untuk berurusan dengan inflasi. Meskipun demikian, Kongres AS sebentar lagi akan mengeluarkan paket kelegaan coronavirus yang massif sebesar $1.9 triliun. Penerbitan surat hutang yang lebih banyak lagi akan membuat naiknya yields dan dollar AS.
Amerika Serikat akan mengadakan lelang obligasi 3 tahun pada hari Selasa dan 10 tahun pada hari Rabu yang diamati oleh pasar dengan seksama. Naiknya Kembali imbal hasil obligasi AS bisa memicu naiknya kembali dollar AS dan mengakhiri ketenangan pasar pada sekarang ini.
Di benua Eropa, negara – negara Eropa baru memvaksinkan sekitar 8% dari populasinya, sementara AS sudah 18% dan akan lebih cepat lagi majunya. Selain itu ada gelombang Virus Corona yang baru di Itali yang sangat dikuatirkan. Sementara angka pembelian obligasi pada minggu terakhir oleh ECB menunjukkan perlambatan, bukannya percepatan untuk mendukung Euro. Secara keseluruhan, turunnya yields AS dan naiknya EUR/USD kelihatannya hanya akan sementara.
GBP/USD: Pounds Naik Akibat Pelemahan US Dollar.
GBP/USD mengambil keuntungan dari sentiment pasar yang bagus untuk mengambil pijakan dan meraih kembali level 1.39, dan diperdagangkan di sekitar 1.3905.
Variasi dari melemahnya yields AS, pernyataan dari Gubernur BoE Bailey yang memundurkan tingkat bunga yang negatip serta kemajuan vaksinasi Inggris mendorong naik poundsterling.
Poundsterling mendapatkan keuntungan dari turunnya dollar AS. Intervensi Cina di pasar untuk menaikkan harga saham yang terus tertekan turun, memicu sentiment “risk-on” di pasar yang membebani dollar AS yang safe-haven. Terlebih lagi, investor membeli obligasi AS pada harga yang lebih rendah, sehingga mengakibatkan jatuhnya yields AS dan sekaligus mendorong dollar AS turuh juga.
Apakah hal ini bisa berlanjut? Undang – undang stimulus fiscal untuk melegakan mereka yang terdampak Virus Corona sudah berhasil lolos dari Senat AS senilai sekitar $1.9 triliun. Hal ini akan membuat segera diluncurkannya belanja pemerintah yang besar yang berarti penerbitan surat hutang yang lebih banyak lagi yang berpotensi menaikkan imbal hasil dari Treasuries AS.
Amerika Serikat akan mengadakan lelang obligasi 3 tahun pada hari Selasa dan 10 tahun pada hari Rabu yang diamati oleh pasar dengan seksama. Naiknya Kembali imbal hasil obligasi AS bisa memicu naiknya kembali dollar AS dan mengakhiri ketenangan pasar pada sekarang ini.
Secara keseluruhan, sementara Poundsterling berhasil melewati badai karena naiknya yields dan dollar AS lebih baik daripada matauang utama dunia lainnya, Poundsterling masih jauh dari imun terhadap kenaikan dollar AS berikutnya.
AUD/USD: AUSSIE Bearish Didukung Kuatnya Minat Perdagangan Aset Resiko
Pair AUDUSD pada sesi Asia Rabu (10/3/2021) bergerak negatif bearish di tengah kuatnya minat perdagangan aset risiko.
Pair tertekan oleh pernyataan dovish Gubernur RBA Philip Lowe terkait kenaikan yield obligasi. Pergerakan selanjutnya akan dipengaruhi oleh data inflasi China dan pengesahan paket stimulus AS hari ini.
RBA tampaknya tidak yakin untuk memperpanjang skema pembelian obligasi bank sentral Australia dari obligasi April 2024 hingga November 2024.
Lowe mengatakan RBA tidak memiliki pandangan yang sama dengan pasar pada waktu kenaikan posisi imbal hasil obligasi.
Posisi pair sebagai kurs komoditas juga dibebani oleh anjloknya harga komoditas logam unggulan seperti tembaga dan bijuh besi, kemudian anjloknya harga minyak mentah menambah tekanan.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya berusaha rebound di awal pasar uang Asia setelah terkoreksi dari rally sebelumnya.
Dolar AS dibuka lemah merespon bangkitnya minat perdagangan aset risiko dan turunnya imbal hasil obligasi AS.
USD/CHF
USD/JPY: Yen Bullish Di Kisaran Tertinggi 9 Bulan
Pair USDJPY pada sesi Asia Rabu (10/3/2021) bergerak bullish mendekati resisten kuat harian dan masih berada di kisaran tertinggi 9 bulan.
Yen rebound oleh bangkitnya minat perdagangan aset risiko merespon penurunan yield obligasi AS dari posisi rekornya hingga 4%.
Kekuatan yen sebelumnya tidak berlanjut dikarenakan lemahnya fundamental ekonomi Jepang setelah sebelumnya dirilis data pertumbuhan ekonomi Jepang periode Q4-2020 yang lebih rendah dari periode sebelumnya, PDB Jepang hanya naik 2,8 persen pada kuartal terakhir tahun 2020.
Selain itu juga berita vaksinasi Virus Corona Jepang yang terhambat oleh kurangnya pasokan dan kekurangan jarum suntik masih membebani.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya berusaha rebound di awal pasar uang Asia setelah terkoreksi dari rally sebelumnya.
Dolar AS dibuka lemah merespon bangkitnya minat perdagangan aset risiko dan turunnya imbal hasil obligasi AS.
Disclaimer:
Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.