19 MARET 2021
TINJAUAN FUNDAMENTAL
EUR/USD: EURO Berbalik Turun & Berpotensi Melanjutkan Penurunan
EUR/USD diperdagangkan disekitar 1.1926, membalikkan kenaikan setelah FOMC dimana EUR/USD sempat naik kearah 1.20, dengan turunnya USD karena the Fed menjamin akan mempertahankan kebijakan yang longgar lebih lama lagi. Namun, turunnya USD tidak bisa berlanjut. Dolar AS segera berbalik naik setelah respon awal terhadap keputusan Federal Reserve berakhir. Bagi euro yang sedang rentan, akibatnya hanya satu, yaitu turun.
Reaksi awal dengan turunnya yields AS dan melemahnya dollar AS telah meredup pada hari Kamis. Para investor memfokuskan diri kepada aspek yang lebih positif dari keputusan the Fed, yaitu proyeksi employment dan pertumbuhan ekonomi yang direvisi naik. Terlebih lagi, pasar memiliki pikiran kedua atas pernyataan Powell yang terus diulangi, bahwa inflasi pada musim semi adalah suatu transisi. Akibatnya terjadi aksi jual yang cepat atas obligasi AS dengan yields treasury 10 tahun naik menyentuh 1.744% yang mendorong naik dollar AS.
Di dalam skema yang lebih besar, dollar AS mengalami kenaikan ditengah kuatnya ekonomi AS yang mengalami keuntungan dari suntikan stimulus fiscal sebesar $1.9 triliun dan juga dari cepatnya kampanye vaksin di AS.
Sementara itu isu imunisasi di benua Eropa bertolak belakang dengan di AS. Kebanyakan negara – negara Eropa telah menghentikan pendistribusian suntikan vaksin virus corona dari AstraZeneca ditengah keprihatinan akan keamanannya.
Bahkan apabila European Medicines Agency memberikan lampu hijau sekalipun untuk tetap digunakannya vaksin Astra, banyak orang Eropa yang akan menolak untuk menerimanya.
Dalam testimoninya di depan Committee on Economic and Monetary Affairs of the European Parliament, in Brussels, Presiden ECB Christine Lagarde, mengatakan bahwa resiko dari outlook pertumbuhan ekonomi area euro secara jangka menengah sudah menjadi lebih seimbang. Pernyataan Lagarde ini gagal menggerakkan euro dengan pasangan matauang EUR/USD tetap didominasi oleh dinamika dari yields treasury AS. Secara keseluruhan, zona Euro ketinggalan di dalam pemulihan dari krisis dan hal ini bisa membebani euro.
GBP/USD: Pounds Turun Setelah Pertemuan BoE.
GBP/USD turun ke arah 1.39 disekitar 1.3937 setelah BoE mengatakan sedang menunggu bukti yang jelas dari kenaikan inflasi sebelum memperketat kebijakan moneter. Sementara itu, dollar AS juga mengalami kenaikan karena naiknya yields treasury AS.
Reaksi awal terhadap pernyataan the Fed setelah pertemuan FOMC, dengan turunnya yields AS dan melemahnya dollar AS telah meredup pada hari Kamis. Para investor memfokuskan diri kepada aspek yang lebih positip dari keputusan the Fed, yaitu proyeksi employment dan pertumbuhan ekonomi yang direvisi naik.
Terlebih lagi, pasar memiliki pikiran kedua atas pernyataan Powell yang terus diulangi, bahwa inflasi pada musim semi adalah suatu transisi. Akibatnya terjadi aksi jual yang cepat atas obligasi AS dengan yields treasury 10 tahun naik menyentuh 1.744% yang mendorong naik dollar AS.
Di dalam skema yang lebih besar, dollar AS mengalami kenaikan ditengah kuatnya ekonomi AS yang mengalami keuntungan dari suntikan stimulus fiscal sebesar $1.9 triliun dan juga dari cepatnya kampanye vaksin di AS.
Kurang dari 24 jam setelah the Fed mengumumkan kebijakan moneternya, BoE menyatakan bahwa diperlukan bukti yang jelas mengenai kenaikan inflasi sebelum BoE mulai melakukan pengetatan. BoE kelihatannya mengcopy pesan dari the Fed.
Serupa dengan the Fed, Bailey menyeimbangkan pesannya dengan komentar yang positip juga. Pertumbuhan ekonomi global lebih baik daripada yang diperkirakan, konsumsi akan lebih kuat pada musim semi yang disebabkan karena diangkatnya restriksi ekonomi. Bahkan outlook terhadap inflasi juga positip. Harga konsumen diperkirakan akan dengan cepat naik kembali kesekitar 2%.
Jika the Fed telah menjadi petunjuk bagi BoE, reaksi dari poundsterling kemungkinan akan mengikuti reaksi dari dollar AS yang pada mulanya turun namun segera berbalik naik.
Secara keseluruhan, pukulan Bailey terhadap poundsterling bisa jadi merupakan kesempatan untuk membeli GBP/USD dari bawah.
AUD/USD: AUSSIE Masih Melemah Di Area Support Di Dukung Penguatan US Dollar
Pair AUDUSD pada sesi Asia Jumat (19/3/2021) bergerak lemah di area support yang melanjutkan tekanan sesi sebelumnya oleh pergerakan kuat dolar AS merespon lonjakan tinggi imbal hasil obligasi AS.
Sebagai kurs beryield tinggi, aussie juga tertekan oleh anjloknya perdagangan aset risiko serta posisi harga komoditas unggulan yang melemah.
Pair juga mendapat tekanan kuat dari laporan ritel Australia yang kontraksi, secara tak terduga turun sebesar 1,1 persen bulan ke bulan pada Februari 2021, dibawah ekspektasi dari kenaikan 0,4 persen dan setelah kenaikan 0,3 persen sebulan sebelumnya, di tengah pembatasan karena Pandemi Virus Corona, pembacaan awal menunjukkan.
Di pasar komoditas, aussie dibebani oleh anjloknya harga komoditas bijih besi dan tembaga, juga semakin tertekan oleh pergerakan lemah harga minyak untuk 5 sesi berturut.
Harga minyak semakin lemah oleh pergerakan kuat dolar AS serta masalah demand di Eropa.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak kuat di awal pasar uang Asia melanjutkan kekuatan sesi sebelumnya.
Dolar AS masih mendapat kekuatan sebagai safe haven dan juga lonjakan imbal hasil obligasi AS di sesi Amerika.
USD/CHF
USD/JPY: Yen Melaju Mendekati Resisten Kuat Hariannya.
Pair USDJPY pada sesi Asia Jumat (19/3/2021) melaju kuat mendekati posisi resisten kuat hariannya oleh penguatan dolar AS merespon lonjakan tinggi imbal hasil obligasi AS. Pair menguat di tengah lemahnya minat perdagangan aset risiko setelah bursa saham Amerika anjlok cukup signifikan karena kenaikan yield treasury tersebut.
Posisi safe haven yen sedang menanti hasil pertemuan kebijakan moneter Bank of Japan juga dibebani oleh laporan tingkat inflasi, indeks harga konsumen Jepang turun 0,4 persen tahun ke tahun di Februari 2021, setelah turun 0,6 persen di bulan sebelumnya, karena pandemi terus membebani konsumsi.
BAnk of Japan diperkirakan akan memperluas batas toleransi imbal hasil pada target obligasi 10 tahun menjadi -0,25% menjadi + 0,25% dan membuat perubahan lain seperti beralih ke pembelian ETF ekuitas ad hoc daripada target tahunan tetap, semua bagian dari tinjauan besar jangka panjang ke dalam pendekatan kebijakan bank.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak kuat di awal pasar uang Asia melanjutkan kekuatan sesi sebelumnya. Dolar AS masih mendapat kekuatan sebagai safe haven dan juga lonjakan imbal hasil obligasi AS di sesi Amerika.
Disclaimer:
Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.