DAILY OUTLOOK

24 MARET 2021

TINJAUAN FUNDAMENTAL

EUR/USD: EURO Turun, Tertekan Oleh Penguatan US Dollar

EUR/USD diperdagangkan dibawah 1.1850, dekat level yang terakhir terlihat pada November 2020. Dolar AS mengambil keuntungan dari prospek AS yang bagus sementara zona euro masih berjuang dengan lambatnya kampanye vaksin. PMI di zona euro muncul diatas dari yang diperkirakan secara signifikan, sehingga menolong euro menjadi stabil.

PMI pendahuluan untuk bulan Maret dari Markit, jauh mengatasi yang diperkirakan yang menunjukkan bahwa bisnis sangat positip dengan pemulihan yang akan datang. PMI zona euro mencapai 50, untuk pertama kalinya sejak bulan September tahun lalu – dan akhirnya menunjuk kepada pertumbuhan.

Jerman, Perancis dan Itali baru – baru ini telah memperpanjang atau mengenakan kembali restriksi karena gelombang infeksi Covid – 19 yang baru, serbuan ke rumah sakit dan kematian. Sementara penduduk telah frustrasi dengan lockdown dan dengan lambatnya penangan vaksin di Uni Eropa.

Brusel menumpahkan kemarahannya ke perusahaan farmasi kebanyakan terhadap AstraZeneca dan Inggris. Para pejabat di blok Eropa sedang mempertimbangkan untuk membatasi ekspor vaksin dan bahan mentahnya ke Inggris. Hal ini memberikan gambaran yang tidak positif bagi zona euro dan matauang Bersama Eropa.

Di AS, naiknya harga juga menjadi perhatian yang tinggi. Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve AS mengatakan bahwa inflasi kemungkinan naik di bulan – bulan yang akan datang, namun kemungkinan tidak akan berlangsung terus. Powell mengulangi jaminannya untuk mendukung ekonomi AS, khususnya dengan masih ada sekitar 9.5 juta orang Amerika masih belum mendapatkan pekerjaan.

Sementara Treasury Secretary Janet Yellen juga berjanji untuk membantu pemulihan ekonomi, namun tetap bisu mengenai rencana infrastruktur dari pemerintah. Menurut laporan, dana belanja infrastruktur senilai $3 triliun akan didanai sebagian dari kenaikan pajak. Laporan ini memberikan kontribusi bagi buruknya sentimen dan membuat arus masuk ke dollar AS yang safe-haven. Secara keseluruhan EUR/USD lebih memiliki ruang untuk turun daripada naik.

GBP/USD: Sterling Tertekan Sentimen Negatif & Lemahnya CPI

GBP/USD berjuang didekat 1.37, disekitar 1.3718 dengan dollar AS mengalami kenaikan secara luas. Poundsterling berada dibawah tekanan dengan CPI Inggris muncul meleset dari yang diperkirakan sebesar 0.4% dan ditengah keprihatinan bahwa kampanye vaksin Inggris bisa mengalami perlambatan. Jerman sedang merancangkan peraturan yang kemungkinan bisa membatasi bukan saja ekspor vaksin ke Inggris melainkan juga membatasi ekspor bahan mentahnya, yang berpotensi mengganggu produksi vaksin AstraZeneca dan bahkan Pfizer.

Menjelang pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa pada hari Kamis, PM Inggris Boris Johnson mencoba meredakan ketegangan dan mencari kompromi yang bisa membantu Inggris meneruskan kampanye vaksinnya yang berhasil. Keprihatinan akan terhentinya vaksinasi telah membebani poundsterling dan apabila ada solusi maka sterling akan terbantu pulih lagi. Namun, ada faktor – faktor lain yang diluar dari pengaruh PM Inggris. CPI Inggris di bulan Februari hanya naik 0.4%, meleset dari yang diperkirakan dan berpotensi menekan turun setiap keinginan untuk menaikkan tingkat bunga dari BoE.

Di AS, naiknya harga juga menjadi perhatian yang tinggi. Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve AS mengatakan bahwa inflasi kemungkinan naik di bulan – bulan yang akan datang, namun kemungkinan tidak akan berlangsung terus. Powell mengulangi jaminannya untuk mendukung ekonomi AS, khususnya dengan masih ada sekitar 9.5 juta orang Amerika masih belum mendapatkan pekerjaan.

Sementara Treasury Secretary Janet Yellen juga berjanji untuk membantu pemulihan ekonomi, namun tetap bisu mengenai rencana infrastruktur dari pemerintah. Menurut laporan, dana belanja infrastruktur senilai $3 triliun akan didanai sebagian dari kenaikan pajak. Laporan ini memberikan kontribusi bagi buruknya sentimen dan membuat arus masuk ke dollar AS yang safe-haven. Secara keseluruhan, menguatnya dollar AS dan keprihatinan akan vaksin telah memukul jatuh Poundsterling, namun jika kegelisahan mengenai suntikan vaksin mereda, Sterling masih memiliki ruang untuk pulih kembali.

AUD/USD: AUSSIE Rebound Dari Posisi Terendah 11 Pekan

Pair AUDUSD pada sesi Asia Kamis (25/3/2021) rebound dari posisi terendah 11 pekan yang masuki area resisten hariannya di tengah reboundnya perdagangan saham kawasan Asia.

Pair bergerak kuat secara teknikal yang sudah oversold dengan posisi indeks dolar masih kuat di tertinggi 4 bulan.

Terdapat sentimen positif dari berita New South Wales, negara bagian Australia terbesar dari segi populasi mengumumkan pencabutan pembatasan tegas. Selanjutnya, Commonwealth Bank of Australia (CBA) menunjukkan angka aktivitas awal yang optimis untuk bulan Maret.

Komentar Asisten Gubernur RBA Guy Debelle yang sekali lagi menolak kekhawatiran kenaikan suku bunga hingga 2024 memberikan tenaga tambahan bagi aussie.

Sebagai kurs komoditas, pair mendapat support dari bangkitnya kembali harga minyak mentah dari posisi terendah sebulan lebih meski posisi harga komoditas unggulan untuk tembaga dan bijih besi masih koreksi. Harga minyak mentah bangkit merespon kasus kandasnya kapal kontainer di terusan Suez.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang bergerak positif di pasar uang Asia  setelah menguat sesi sebelumnya.

Dolar AS  sebelumnya mendapat kekuatan dari bangkitnya perdagangan safe haven, kemudian kini konsolidasi di posisi tertinggi 4 bulan oleh reboundnya bursa global dan turunnya yield obligasi AS.

USD/CHF

USD/JPY: Yen Menguat Memasuki Area Resisten Harian.

Pair USDJPY pada sesi Asia Kamis (25/3/2021) bergerak kuat masuki area resisten hariannya di tengah bangkitnya perdagangan bursa saham kawasan Asia dan posisi dolar AS di tertinggi 4 bulan.

Yen Jepang masih bergerak lemah meski terdapat dorongan kuat dari data PMI manufaktur yang meningkat.

Sementara itu, risalah Bank of Japan menunjukkan bahwa pembuat kebijakan setuju untuk melonggarkan kebijakannya tanpa ragu-ragu jika diperlukan dengan memperhatikan dampak pandemi pada ekonomi.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang bergerak positif di pasar uang Asia  setelah menguat sesi sebelumnya.

Dolar AS  sebelumnya mendapat kekuatan dari bangkitnya perdagangan safe haven, kemudian kini konsolidasi di posisi tertinggi 4 bulan oleh reboundnya bursa global dan turunnya yield obligasi AS.

Disclaimer:

Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.

Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.

Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.