DAILY OUTLOOK

13 APRIL 2021

TINJAUAN FUNDAMENTAL

EUR/USD: EURO Naik Dikarenakan Pelemahan USD

EUR/USD diperdagangkan naik di atas 1.19 disekitar 1.1914 mendekati ketinggian bulanan, dengan saham bergerak naik dari kerendahan harian sementara yields treasury AS tetap tenang, yang menyebabkan turunnya USD setelah sebelumya mengalami kenaikan karena sentimen “risk-off” di pasar yang mendukung kenaikan dollar AS yang safe-haven. Kepala Fed Powell mengatakan bahwa ekonomi AS sedang berada pada titik “inflection” namun mendesak untuk berhati-hati terhadap virus corona. Keprihatinan akan Covid juga membebani euro.

Titik “inflection” sebagaimana yang dikatakan oleh Powell adalah kondisi ekonomi dimana berlangsung pembukaan kembali aktifitas ekonomi dengan cepat dan membuat penciptaan lapangan pekerjaan yang banyak, ditengah kampanye vaksin yang berhasil di AS yang memberikan keuntungan dollar AS terhadap euro. Sekitar 35% dari orang Amerika telah menerima paling tidak sekali suntikan sementara angka di Eropa masih dibawah 20%.

Bank sentral AS juga menyatakan kekuatiran bahwa kembalinya dengan cepat ke kondisi normal akan membuat virus corona menyebar dan mendesak untuk berhati-hati. Sementara kasus baru sedang naik di negara bagian tertentu, para investor lebih prihatin mengenai naiknya inflasi AS. Producers Price Index lompat di bulan Maret sebanyak 1% secara bulanan, dua kali lipat dari yang diperkirakan dan melampaui dari yang dapat dibayangkan. Investor sedang menghitung ulang dalam harga kemungkinan the Fed akan menaikkan tingkat bunga lebih cepat daripada yang direncanakan.

Di benua Eropa, ECB mengalami masalah yang bertolak belakang. Fabio Panetta seorang anggota ECB dari Itali, mengatakan bahwa bank sentral Eropa harus menerima inflasi tanpa penundaan. ECB sudah mempercepat mencetak uang euro, namun pemerintah bergerak dengan lambat dalam mendistribusikan dukungan fiskal yang sudah disetujui. Sementara itu, situasi covid di Eropa tetap mengkuatirkan, meskipun tidak memburuk. Itali sedang mempertimbangkan mengangkat restriksi pada bulan Mei sementara infeksi di Jerman sudah stabil. Secara keseluruhan dollar AS memiliki ruang untuk naik dan menyebabkan koreksi setelah terjadi tren naik dimulai dari April.

GBP/USD: Pounds Bangkit Karena Pembukaan Kembali Ekonomi, Namun Masih Terbatas.

GBP/USD berhasil naik lagi ke atas 1.37 di sekitar 1.3740, dengan sterling mendapatkan penawaran beli yang baru. Inggris membuka Kembali toko – toko yang non-essiantial dan bisnis – bisnis lainnya dengan kampanye vaksinnya terbukti berhasil dalam menekan kasus virus corona turun. Sementara dollar AS sedikit mengalami pembelian ditengah sentimen pasar yang “risk-off”.

GBP/USD bergerak naik, bangkit dari kerendahannya di 1.3670 dengan orang Inggri sudah boleh kembali ke toko – toko, gyms dan kemungkinan yang paling penting ke pubs. Namun kenaikan lebih lanjut berhadapan dengan beberapa rintangan. Ketegangan di Irlandia Utara tetap tinggi. Frustrasi karena kesepakatan Brexit bisa kembali menyalakan kerusuhan di jalan – jalan Belfast. Terlebih lagi, para eksportir Inggris terus terpukul dengan “non-tarif barriers”.

PPI AS pada minggu lalu melonjak tinggi yang dapat diikuti dengan kenaikan CPI pada minggu ini. Kenaikan tingkat inflasi AS bisa membuat the Fed terpaksa menaikkan tingkat bunga lebih cepat. Outlook seperti ini saja akan membuat dollar AS terdorong naik. Angka inflasi bulan Maret akan menunjukkan kenaikan yang substansial di angka umum dari Consumer Price Index (CPI) dari 1.7% menjadi 2.4%. Investor juga akan mengamati CPI inti yang diperkirakan akan naik moderat dari 1.3% ke 1.5%. Setiap ada tanda ekonomi menjadi memanas bisa mendorong naik dollar AS.

Kasus Virus Corona terus meningkat di AS, khususnya di Michigan. Sebuah studi yang dipublikasikan di Israel menunjukkan bahwa Pfizer/BioNTech kurang efisien terhadap varian virus corona yang berasal dari Afrika Selatan. Bila kekuatiran ini terus berlangsung maka dollar AS bisa terdorong naik. Pembukaan kembali ekonomi Inggris, bisa jadi membuat dorongan naik terhadap Sterling namun ketiga hal diatas akan bisa membuat kenaikan Sterling dapat dengan cepat berakhir.

AUD/USD: Terkoreksi Ke Area Support

Pair AUDUSD pada sesi Asia Selasa (13/4/2021) terkoreksi ke area support setelah sempat bergerak kuat dekati resisten kuat melanjutkan posisi rebound sesi sebelumnya.

Pair terkoreksi meskipun perdagangan aset risiko sedang bergerak kuat dengan posisi imbal hasil obligasi lanjutkan kenaikan.

Sementara itu, imbal hasil lokal 10-tahun naik ke posisi 1,75% dan yield obligasi  10-tahun AS naik menjadi 1,68%. Kenaikan yield obligasi AS ini memberikan tenaga rebound bagi dolar AS yang sesi sebelumnya terkoreksi.

Sentimen selanjutnya pasar sedang menunggu data sentimen bisnis dari NAB dan juga data perdagangan luar negeri Cina.

Dalam berita baru-baru ini, RBA mengakui tinjauan stabilitas keuangan bulan April bahwa meskipun kenaikan harga aset telah menjadi faktor utama dalam membantu pemulihan ekonomi, risiko yang diakibatkan dapat muncul jika standar pinjaman melemah, mencatat bahwa peningkatan pengambilan risiko oleh peminjam yang optimis dapat melihat penurunan dalam kualitas rata-rata pinjaman baru.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak rebound di pasar uang Asia setelah terkoreksi pada sesi sebelumnya.

Dolar AS mendapat kekuatan dari meningkatnya yield obligasi AS 10 tahun ke posisi 1,68% melanjutkan tren kenaikan sebelumnya.

USD/CHF

USD/JPY: Yen Mencoba Menguji Resisten Di 109.673

Pair USDJPY pada sesi Asia Selasa (13/4/2021) melaju kuat mendekati posisi resisten kuat harian yang di-support oleh pergerakan aset risiko yang positif dan naiknya posisi yield obligasi AS tenor jangka panjang.

Posisi dolar AS rebound terhadap yen Jepang yang rebound sesi sebelumnya.

Sentimen investor mundur dari Yen dengan meningkatnya tingkat infeksi virus corona di Jepang dan Perdana Menteri Yoshihide Suga telah menyetujui penerapan langkah-langkah penanggulangan virus yang lebih ketat di 3 prefektur seperti Tokyo, Kyoto, dan Okinawa karena total kasus baru tertinfeksi virus di Jepang telah mencapai 500.000 pada hari Sabtu.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak rebound di pasar uang Asia setelah terkoreksi pada sesi sebelumnya.

Dolar AS mendapat kekuatan dari meningkatnya yield obligasi AS 10 tahun ke posisi 1,68% melanjutkan tren kenaikan sebelumnya.

Disclaimer:

Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.

Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.

Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.