17 Mei 2021
TINJAUAN FUNDAMENTAL
EUR/USD: Tren EURO Masih Positif ?
Minggu lalu EUR/USD masih bergerak kuat melanjutkan keuntungan sesi sebelumnya yang kini telah menembus posisi resisten kuatnya dan berada di 1.2145. EUR/USD mendapat kekuatan dari pelemahan dolar AS serta pergerakan kuat perdagangan aset risiko, naik ke posisi tertinggi 2 bulan didukung oleh optimisme tentang pemulihan ekonomi Eropa yang dibantu oleh upaya pembukaan kembali yang sedang berlangsung dan percepatan vaksinasi virus corona.
Gema dari angka NFP minggu lalu yang sangat mengecewakan meyakinkan investor bahwa the Fed akan tetap mencetak $120 miliar per bulan untuk waktu yang lebih lama lagi. Hal ini membebani dollar AS. Kemudian muncul angka inflai dimana CPI naik menjadi 4.2% YoY dan Core CPI naik membumbung menjadi 3% pertahun, keduanya diatas daripada yang diperkirakan. Seharusnya ini membuat bank sentral AS bangkit berjaga-jaga. Meskipun demikian dollar AS harus berjuang untuk bisa mengkapitalisir berita tersebut dengan naiknya inflasi kemungkinan sehubungan dengan cepatnya pembukaan kembali kegiatan bisnis, sebuah faktor yang bisa lenyap begitu saja nantinya.
Penjualan ritel AS meleset dari yang diperkirakan dengan tetap datar pada bulan April, meskipun terjadi revisi naik. Sementara The University of Michigan’s Consumer Sentiment Index, tanpa terduga jatuh. Sementara di Eropa, debat mengenai apa Langkah ECB berikutnya berlangsung seru. Sebagian anggota ingin melanjutkan mencetak euro, dan melengkapi the Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP), sementara yang lain ingin segera dipotong pada bulan Juni. Hal in menggoyang euro.
Permintaan untuk mengurangi kebijakan moneter yang longgar datang ditengah membaiknya statistik virus corona di Eropa yang kelihatannya merupakan efek positif dari vaksinasi membuat turun kasus baru, pasien ke rumah sakit dan kematian. Dari data makro ekonomi, ZEW Economic Sentiment Jerman menyentuh ketinggian baru di 84.4, yang merefleksikan optimisme di benua Eropa. Angka-angka yang lain juga bagus. Minggu ini, Eropa berusaha menjaga kecepatan vaksinnya dengan semakin tergantung kepada vaksin dari Pfizer/BioNTech yang kelihatannya akan memberikan hasil. Semakin cepat Eropa memvaksin penduduknya, semakin cepat dibuka kembali ekonominya. Setelah Spanyol mengakhiri keadaan daruratnya, Perancis mengumumkan Langkah-langkah pelonggaran. Berita-berita ini akan mendukung euro. Negara-negara Selatan memerlukan turisme untuk bisa kembali dengan kecepatan yang penuh dimana terjadi aktifitas ekonomi dan lompatan pekerjaan dan pada akhirnya naiknya inflasi yang pada tingkat tertentu menjadi target dari ECB.
GBP/USD: Pounds Masih Bullish ?
Minggu lalu, GBPUSD diperdagangkan naik melewati 1.4050 ke 1.4097 mengambil keuntungan dari membaiknya sentimen pasar. Sterling mengabaikan kekuatiran akan penyebaran varian virus yang baru dan sebaliknya mengambil keuntungan dari rencana ditiadakannya social distancing di Inggris dan prospek pemulihan ekonomi yang menyertainya. Sementara USD melemah karena sentiment pasar yang positif.
Gema dari angka NFP minggu lalu yang sangat mengecewakan meyakinkan investor bahwa the Fed akan tetap mencetak $120 miliar per bulan untuk waktu yang lebih lama lagi. Hal ini membebani dollar AS. Kemudian muncul angka inflai dimana CPI naik menjadi 4.2% YoY dan Core CPI naik membumbung menjadi 3% pertahun, keduanya diatas daripada yang diperkirakan. Seharusnya ini membuat bank sentral AS bangkit berjaga-jaga. Meskipun demikian dollar AS harus berjuang untuk bisa mengkapitalisir berita tersebut dengan naiknya inflasi kemungkinan sehubungan dengan cepatnya pembukaan kembali kegiatan bisnis, sebuah faktor yang bisa lenyap begitu saja nantinya.
Penjualan ritel AS meleset dari yang diperkirakan dengan tetap datar pada bulan April, meskipun terjadi revisi naik. Sementara The University of Michigan’s Consumer Sentiment Index, tanpa terduga jatuh. Di Inggris, PM Boris Johnson mengumumkan fase yang baru dari pelonggaran yang berlaku pada tanggal 17 Mei, namun keprihatinan terhadap pembukaan kembali kegiatan ekonomi muncul karena adanya varian virus baru dari India yang menyebar dengan cepat. Pemerintah mempertimbangkan untuk mempercepat kampanye vaksin di area dimana varian baru ini berkuasa. Meskipun demikian gambaran keseluruhan masih tetap cerah. Sterling juga mendapatkan dorongan dari angka GDP untuk kuartal pertama yang menunjukkan bahwa Inggris hanya menciut 1.5% dibandingkan dengan yang diperkirakan 1.6%. Poundsterling juga mendapatkan dorongan naik dari hasil pemilihan umum di Skotlandia dimana Scottish National Party (SNP) yang pro kemerdekaan tidak berhasil mendapatkan suara mayoritas absolut. Secara keseluruhan, poundsterling memiliki alasan untuk naik, namun melemahnya dollar AS membuat kenaikan dari pasangan matauang ini menjadi lebih tinggi.
AUD/USD: Aussie Tertekan Setelah Data Tiongkok Yang Suram
AUD/USD menerima penawaran jual di sekitar 0,7750, turun 0,31% dalam intraday, karena data Tiongkok, pelanggan terbesarnya, mengecewakan pedagang Australia selama Senin pagi. Pelemahan pasangan ini juga bisa jadi disebut sebagai konsolidasi atas kenaikan kuat hari Jumat, sebelumnya didukung oleh sentimen risk-on (positif), di tengah sentimen beragam. Penjualan Ritel Tiongkok tergelincir di bawah 34,2% sebelumnya dan 24,9% diperkirakan menjadi 17,7% thn/thn sedangkan Produksi Industri sesuai dengan konsensus pasar 9,8% versus pembacaan sebelumnya 14,1%.
Selain data yang dijadwalkan, permainan campuran antara pergolakan geopolitik di Timur Tengah dan kekhawatiran meningkatnya ketegangan Australia-Tiongkok, seperti yang diisyaratkan oleh laporan WoodMackenzie hari Jumat, juga menyulitkan pembeli AUD/USD. Meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menahan diri untuk campur tangan langsung apa pun ke dalam urusan Gaza, Tiongkok yang menyalahkan AS atas hal yang sama menahan sentimen optimis. Di sisi negatif risiko juga adalah kekhawatiran aras larangan tidak resmi Tiongkok atas impor batu bara Australia yang akan bertahan hingga 2022.
Di tempat lain, masalah reflasi tetap ada, tetapi pidato Fed tampaknya berhasil mempertahankan kebijakan uang mudah setelah data AS yang suram pada hari Jumat. Selain itu, masalah virus Corona di Asia kontras dengan vaksinasi yang lebih cepat di Barat dan harapan pemulihan ekonomi yang lebih kuat di Inggris dan AS. Di tengah drama ini, Kontrak berjangka S&P 500 dan ASX 200 Australia mencetak sedikit kenaikan pada saat berita ini ditulis. Namun, indeks dolar AS (DXY) mengkonsolidasikan pelemahan hari Jumat sementara imbal hasil Treasury AS 10-tahun tetap tertekan di sekitar 1,62%. Selanjutnya, kalender yang sepi dapat membuat pedagang AUD/USD mencari petunjuk. Namun, berita utama tentang inflasi dan langkah Fed selanjutnya, tidak melupakan geopolitik dan perdagangan, dapat menawarkan pergerakan transisi. Secara keseluruhan, kelemahan dolar AS dapat membuat pembeli AUD/USD berharap kecuali ada sentimen risk-off (negatif) yang ekstrim, yang kemungkinannya kecil.
USD/CHF
USD/JPY: Tetap Kuat Diatas 109
USD/JPY berbeda dari penurunan dua hari sebelumnya saat mengambil tawaran beli dekat 109,45, naik 0,13% dalam intraday, saat pasar Tokyo dibuka untuk hari Senin. Sementara Indeks Harga Produsen (IHP) Jepang untuk bulan April dapat disebut sebagai dorongan terbaru ke utara, sentimen risiko membantu pasangan yen untuk menyenangkan pembeli. IHP Jepang melintasi perkiraan 0,5% bln/bln dan 3,1% thn/thn dengan dengan data masing-masing 0,7% dan 3,6%. Data optimis ini membantu memperpanjang sentimen risk-on pada hari Jumat meskipun wabah virus Corona di Jepang.
Data AS yang suram pada hari Jumat mendukung pembuat kebijakan Fed untuk mempertahankan kerangka kerja uang mudah dan membantu meningkatkan sentimen pasar. Di sisi positifnya adalah vaksinasi yang stabil di Barat dan mandat masker yang baru-baru ini diumumkan di AS. Sebaliknya, langkah-langkah aktivitas ketat dimulai di enam prefektur Jepang pada Minggu ini ketika pemerintah berjuang untuk menjinakkan kasus virus Corona menjelang Olimpiade yang dijadwalkan. Di sisi negatif risiko juga bisa jadi adalah kerusuhan geopolitik di Timur Tengah.
Meskipun katalis beragam, Nikkei 225 Jepang mencetak kenaikan intraday 0,40% sementara kontrak berjangka S&P 500 tetap naik 0,10% pada saat berita ini ditulis. Namun, harus dicatat bahwa indeks dolar AS (DXY) mengkonsolidasikan pelemahan hari Jumat sedangkan imbal hasil Treasury AS berjuang untuk petunjuk baru. Ke depan, masih soal virus corona dari Jepang dan pidato Fed bisa menjadi kunci bagi pedagang USD/JPY. Namun, Produksi Industri dan Penjualan Ritel Tiongkok bulan April, masing-masing diharapkan di 9,8% dan 24,9% thn/thn versus 14,1% dan 34,2% sesuai urutan tersebut, dapat menawarkan petunjuk langsung bagi barometer risiko ini.
Disclaimer:
Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.