DAILY OUTLOOK COMMODITIES XAU & CLR

11 JAN 2021

XAU/USD Emas 11 – 15 Januari 2020: Bisakah Turun di Bawah $1,800?

Harga emas turun 4% pada hari Jumat minggu lalu. Kenaikan imbal hasil Treasury AS dan dolar AS merupakan penyebab terjadinya aksi jual yang massive atas emas. Harga emas turun sebanyak $80 dalam sekejab dengan emas berjangka kontrak bulan Februari sempat diperdagangkan di $1,836.60 sebelum akhirnya terkoreksi normal naik ke $1,849.00

Meskipun telah mengalami kerugian harian yang masif, pergerakan turun dari emas mungkin masih belum habis. Keadaan bisa bertambah buruk sebelum akhirnya membaik. Ada banyak minat institusional yang beralih dari emas. Ada ketakutan dari para pemegang ETF emas bahwa pandemik Covid – 19 akan bisa berhasil diatasi pada waktu yang akan datang. Emas juga mengalami aksi jual yang kencang dari segi teknikal.

Perdagangan dolar AS yang semula “bearish” tiba-tiba berbalik dengan dolar AS mencapai ketinggian satu dekade pada akhir tahun 2020. Konsensus di Wall Street mengatakan bahwa dolar AS akan memperpanjang penurunannya dengan Federal Reserve AS akan menjadi bank sentral terakhir yang akan menaikkan tingkat suku bunga. Namun yang terjadi malah sebaliknya, dolar AS mengalami “rebound”. Hal ini menekan harga emas.

Kenaikan dolar AS disebabkan karena naiknya imbal hasil obligasi AS yang dipicu oleh eskpektasi akan dikeluarkannya stimulus baru yang lebih besar lagi dengan kemenangan Demokrat dalam pemilihan Senat di Georgia, sekalipun ada indikasi kecurangan.

Data employment AS yang keluar pada hari Jumat, dimana NFP AS menunjukkan kehilangan pekerjaan sebanyak 140.000 pada bulan Desember ditengah diperketatnya lockdown akibat angka kematian karena coronavirus mencetak rekor. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi AS kemungkinan bisa mengalami kesukaran pada kuartal pertama. Reaksi pasar adalah pergerakan dari emas ke uang tunai.

Selain itu, semakin banyak analis yang setuju bahwa bitcoin sedang mencuri perhatian dari emas. Arus masuk yang regular ke emas karena metal kuning ini memiliki daya tarik “safe – haven” sekarang beralih ke bitcoin. Emas mengalami kerugian sebanyak $125 pada minggu lalu, sedangkan bitcoin malah naik lebih dari $10.000, menyentuh ketinggian baru diatas $41,000 pada hari Jumat.

Meskipun demikian, sekalipun minat terhadap “crypto” bisa membebani emas dalam jangka pendek, “bubble” dari bitcoin pada akhirnya akan meledak. Lindung nilai terhadap inflasi kemungkinan lebih banyak mendukung kenaikan harga emas. Para analis masih beranggapan prospek “bullish” harga emas ke depannya masih utuh.

OIL (CLR) Minyak 11 – 15 Januari 2021: Bullish Memegang Kendali Harga Minyak Mentah

Minyak mentah berjangka WTI mengalami kenaikan yang signifikan di dalam perdagangan baru – baru ini dan meledak diatas $52.00 untuk pertama kalinya sejak tanggal 24 Februari. Tidak ada berita yang spesifik atau tema dibelakang kenaikan harga minyak mentah baru – baru ini dan kenaikan ini bahkan tidak terpengaruh dengan menguatnya dolar AS yang biasanya menjadi faktor yang negatif bagi harga minyak mentah dan juga tidak terpengaruh dengan sejenak goyangnya pasar saham AS

Berbagai faktor yang telah mendukung naik pasar minyak mentah pada minggu lalu termasuk kemenangan Demokrat secara mengejutkan ditengah isu kecurangan di dalam pemilihan Senat di Georgia yang memberikan kepada mereka kontrol atas Senat dan membuka pintu kepada dikeluarkannya stimulus fiskal yang signifikan lebih lanjut, yang bisa mendorong naik permintaan minyak mentah.

Selain itu, pemangkasan produksi secara sukarela oleh Arab Saudi sebanyak 1 juta barel per hari di bulan Februari dan Maret nanti, untuk memastikan bahwa pasar minyak mentah tidak menjadi kelebihan persediaan.

Terlebih lagi, ekspektasi akan naiknya inflasi dengan ekonomi global mulai melakukan vaksinisasi sendiri dan pulih dari dampak pandemik Covid – 19 ditengah terus berlangsungnya stimulus fiskal dan moneter yang dimulai sejak 2020 juga mendorong naik harga minyak mentah.

Selain lebih dinginnya cuaca di Asia Utara yang menyebabkan penurunan yang lebih besar daripada yang diperkirakan dari persediaan minyak di penyulingan, menambah naiknya harga minyak mentah. Permintaan juga menguat di Amerika Serikat dibandingkan dengan yang diperkirakan sebagaimana yang ditunjukkan oleh data inventori dari Energy Information Administration (EIA) yang turun sebanyak 8 juta barel.

Disclaimer:

Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.

Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.

Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.