8 FEBRUARI 2021
Tinjauan Fundamental
XAU/USD: Akankah Emas Turun Lagi $100 Dalam Minggu Ini?
Emas mengalami aksi jual sampai memasuki teritori teknikal “oversold” pada minggu lalu dengan harga emas tumbang dibawah $1,800 pada hari Kamis minggu lalu. Meskipun para analis tetap teguh berpegang emas pada minggu ini akan berbalik “bullish”, masih ada resiko terjadi kembali aksi jual sampai dibawah $1,700.
Alasan terjadinya tekanan jual habis – habisan pada akhir minggu lalu adalah menguatnya dolar AS dan naik tajamnya kurva imbal hasil. Kenaikan di dalam imbal hasil obligasi AS berjangka waktu 10 tahun menambah kekuatan dari dolar AS dengan lebih banyaknya arus masuk ke dolar AS yang safe – haven.
Pergerakan turun ini diperparah dengan terjadinya penjualan secara teknikal. Emas jatuh ke bawah $1,800 dan pergerakan turun ini diperpanjang dengan trading secara tehnikal dan momentum.
Saat ini harga emas telah berbalik naik kembali ke atas $1,800 pada $1,814 per ons. Dolar AS kemungkinan akan tetap menjadi penggerak utama dari harga emas dalam jangka pendek. Selama dua hari belakangan dolar AS menguat secara signifikan dan menyebabkan euro turun kira – kira 2% pada minggu lalu, sejalan dengan penurunan harga emas kira – kira $40 pada hari Kamis.
Penyebab penurunan harga emas yang lainnya adalah fenomena tekanan di komoditi perak, yang pada akhirnya mempengaruhi harga emas juga. Harga emas mengikuti kenaikan harga perak pada saat harga perak mengalami kenaikan tajam dan juga mengikuti penurunan harga perak setelahnya pada saat harga perak turun pada minggu lalu.
Minggu ini kemungkinan para pembeli yang mengincar harga dibawah – bargain hunter, akan memasuki pasar emas di harga yang lebih baik. Kemungkinan harga emas bisa mengalami kebangkitan karena tindakan para “bargain – hunter” ini.
Paket stimulus pada akhirnya akan memainkan perannya mendorong naik harga emas. Berita – berita mengenai stimulus telah menggerakkan harga emas naik dan turun belakangan ini. Kegaduhan ini akan terus berlangsung sampai stimulus benar – benar telah dikucurkan. Pada saat inilah emas pada akhirnya akan bergerak naik karena bertambahnya stimulus berarti nilai dolar AS akan terdevaluasi dan emas akan mendapatkan dorongan naik pada gilirannya.
Selain itu masih ada isu – isu mengenai pandemic seperti varian baru dari virus corona. Semua ini berarti bank – bank sentral dan pemerintah akan akomodatif secara fiskal. Dengan terjadinya penumpukan hutang, pada akhirnya akan ada problem yang besar di ekonomi. Ini adalah momentum yang positip bagi metal berharga. Jadi lingkungan secara makro masih positif bagi emas.
OIL (CLR): Narasi Bullish Masih Mendominasi
Harga minyak mentah benchmark Amerika, WTI, terus naik pada hari terakhir perdagangan minggu lalu. WTI bahkan berhasil melewati batas $57.00 untuk pertama kalinya sejak bulan Januari yang lalu, walaupun kemudian turun kembali dan berkonsolidasi sedikit dibawah $57.00.
Pasar AS mengakhiri hari dengan kuat. S&P 500 naik 0.3% dan terus meningkat ke rekor yang belum pernah dicapai sebelumnya. Imbal hasil obligasi AS terus mengalami kenaikan dengan untuk jangka waktu 10 tahun berada pada 1.15% dan sedang mencoba meraih kembali 1.18%.
Dolar AS ikut terdorong naik namun pada hari perdagangan terakhir minggu lalu berbalik turun dengan keluarnya angka pekerjaan AS yang mengecewakan. Ini merupakan hal yang positif bagi pasar minyak mentah sehingga meningkatkan harga minyak mentah WTI.
Faktor lain yang mendorong kenaikan harga minyak WTI adalah optimisme yang terus berlangsung mengenai paket stimulus AS yang baru dalam jumlah yang besar $1.9 triliun, dengan Demokrat kelihatannya akan bergerak sendiri tanpa dukungan Republikan. Meskipun perundingan dengan Republikan tetap berlangsung. Keluarnya lebih banyak stimulus akan memberikan dorongan yang kuat bagi aktifitas ekonomi AS yang bisa mendorong permintaan minyak mentah naik secara signifikan.
Faktor lain lagi adalah optimisme karena vaksin baik di AS maupun di Inggris yang mendorong naik “herd immunity”.
Selanjutnya terus berlanjutnya pemangkasan produksi minyak mentah dan flexibilitas dari kartel OPEC+ yang oleh kebanyakan diperkirakan akan menghasilkan penurunan inventori minyak global pada tahun 2021.
Disclaimer:
Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.