19 FEBRUARI 2021
Tinjauan Fundamental
XAU/USD: Emas Menuju Pekan Terburuknya Seiring Imbal hasil Treasury AS Naik
Emas tetap di bawah tekanan jual ditengah imbal hasil US Treasury mereda sambil menyegarkan kembali kerendahan 12-minggu ke $1760 terendah intraday saat ini turun selama sesi Asia hari Jumat.
Data terkait ketenagakerjaan AS yang lebih buruk dari perkiraan memberikan dukungan berumur pendek. Indeks global juga turun, tetapi Wall Street sedikit bangkit dari posisi terendah menjelang penutupan. Harga emas turun ke level terendah dalam hampir tiga bulan pada Jumat dan menuju minggu terburuk sejak akhir November karena penguatan imbal hasil Treasury AS baru-baru ini mengurangi daya tarik logam yang belum menghasilkan lebih tinggi keuntungan.
Pelaku pasar menunggu berita tentang stimulus AS dan pelonggaran langkah-langkah pembatasan di Eropa. Imunisasi virus corona melalui vaksin terus berlanjut dengan berita menggembirakan yang datang dari negara-negara di mana kampanye lebih maju. Meski demikian, Pfizer dan Moderna mencatat vaksin mereka kurang efektif melawan strain Afrika Selatan.
Hingga memasuki sesi perdagangan akhir pekan ini, sepertinya komoditas emas akan kembali mencatat penurunan mingguan sekaligus mencetak level support terbarunya selama tahun ini, seiring tekanan jual yang semakin dalam di tengah optimisme terhadap selera risiko. Dollar juga bersiap untuk menandai kenaikan mingguan, membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sedangkan Indeks dollar AS (DXY) mengatasi kerugian terbesar dalam lebih dari seminggu dengan pemantulan terbaru dari 90.54 menjadi 90.57. Lebih lanjut, imbal hasil Treasury 10-tahun AS juga mendapatkan kembali momentum kenaikan menuju 1.30%.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa penting untuk memiliki paket penyelamatan yang besar. Sisi negatifnya juga bisa jadi adalah komentarnya yang menyarankan kelanjutan perselisihan AS-China.
OIL (CLR): Minyak Terkoreksi Oleh Aksi Ambil Untung
Harga minyak berjangka di Nyemex, WTI mengalami koreksi penurunan dari level tertinggi baru selama 13 bulan di$62.27, yang kelihatannya disebabkan oleh aksi ambil untung, karena fundamental tetap mendukung kenaikan harga minyak mentah WTI.
Produksi emas AS terganggu dengan badai musim dingin yang besar melanda Texas dan daerah sekitarnya, merenggut sejuta barel produksi minyak mentah menurut analisis dari Wood Mackenzies, mendorong naik harga minyak mentah.
Berkurangnya persediaan minyak mentah AS yang lebih besar daripada yang diperkirakan juga mendorong naik harga WTI.
Data terbaru yang dipublikasikan oleh American Petroleum Institute (API), menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun sebanyak 5.8 juta barel dibandingkan dengan yang diperkirakan penurunan sebanyak 2,4 juta barel.
Penurunan harga minyak mentah ke depannya bisa juga dibatasi oleh penurunan dollar AS.
Namun laporan bahwa OPEC dan sekutunya bisa melonggarkan restriksi atas “supply” minyak mentah dari bulan April, karena terus menguatnya harga minyak mentah, bisa memicu investor untuk menghitung ulang berlanjutnya rally harga WTI.
Disclaimer:
Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.