20 APRIL 2021
Tinjauan Fundamental
XAU/USD: Emas Gagal Mempertahankan Momentum Bullish
Harga emas sempat melanjutkan kenaikannya yang diperoleh pada minggu lalu dan menyentuh level tertinggi sejak akhir Februari pada $1,790. Namun, metal berharga ini gagal mempertahankan momentum bullish nya pada perdagangan sesi kedua dan berbalik arah menjadi bearish. Pada saat ini emas diperdagangkan di sekitar $1,770, turun lebih dari 0.31% secara basis harian.
Ditengah absennya penggerak harga fundamental yang signifikan karena minimnya berita-berita dari kalender ekonomi, pergerakan dari yields obligasi AS terus mempengaruhi valuasi dari harga emas. Yields obligasi 10 tahun AS yang pada perdagangan sesi pertama berada di teritori negatif, terakhir mengalami kenaikan hampir 1% pada hari itu. Penurunan lebih lanjut dari harga emas tertahan oleh karena melemahnya dollar AS. Kendati harga emas turun hari ini, para analis masih melihat beberapa faktor yang menyangga logam mulia tersebut untuk tak tergelincir terlalu jauh. Daniel Ghali, analis dari TD Securities mengatakan bahwa masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed secara bertahap seiring dengan curamnya yield curve secara bertahap pula. Kedua hal tersebut semestinya dapat mengurangi tekanan pada harga emas.
Faktor lainnya adalah pelemahan Dolar AS. Kali ini, mata uang AS tersebut tak ikut menguat bersama dengan yield obligasi AS karena kenaikan pasar saham. Indeks Dolar bahkan merosot ke level rendah enam pekan karena ekuitas global sedang menanjak. Indeks Dow Jones dan S&P500 ditutup meningkat pada hari Jumat. Sedangkan sebagian bursa Asia melanjutkan rebound, dan bursa Eropa STOXX600 dibuka dengan kenaikan setinggi 0.2 persen hari ini.
Permintaan emas fisik turut menyediakan support bagi harga emas saat ini. Permintaan emas di India dan China-dua negara konsumen emas terbesar dunia-kembali naik dari level rendah. Bank-bank sentral juga meningkatkan pembelian mereka pada bulan Februari lalu. Menurut Suki Cooper dari Standard Chartered, pasar emas fisik juga memberikan dukungan yang baik, dengan menyangga harga emas agar tak akan turun ke bawah $1,700 per ounce.
OIL (CLR): Tekanan Turun Untuk Minyak Siap Menguji Support Kritikal Di $62.65 Akibat Kasus India
Harga minyak mentah benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) kehilangan keuntungan awalnya dan sekarang berbalik ke zona merah disekitar $63, setelah gagal menembus rintangan di atas 50-HMA, dengan para penjual melawan balik dan berhasil memegang kontrol pada perdagangan sesi Eropa.
India dengan populasi terbesar kedua dunia merupakan salah satu konsumen utama minyak disamping China. Baru-baru ini, negara tersebut melaporkan lonjakan sebanyak 261,500 kasus virus Corona dalam waktu sehari. Kondisi ini menjadikan India sebagai negara terbesar kedua setelah Amerika Serikat dengan kasus infeksi tertinggi dunia.
Lonjakan kasus virus Corona di India disebut-sebut karena dipicu oleh festival keagamaan Kumbh Mela di utara kota Haridwar yang membuat jutaan orang berkumpul di sepanjang aliran sungai Gangga. Peningkatan kasus virus Corona akibat acara tersebut berpotensi mengarah pada langkah pembatasan baru yang akan memukul permintaan minyak. “Dengan adanya lonjakan kasus virus Corona di India dan Jepang, maka ambisi bullish pelaku pasar akan terhambat. Alhasil banyak investor minyak melakukan aksi profit taking posisi Long,” kata Stephen Innes, kepala strategi pasar di Axi.
Selain India, Jepang memang turut mengalami kenaikan kasus harian virus corona yang cukup signifikan. Meskipun Jepang memiliki kasus virus Corona yang jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara lainnya, kekhawatiran terhadap potensi munculnya gelombang baru virus Corona semakin meningkat. Dalam survei terbaru, perusahaan-perusahaan Jepang menyakini jika gelombang keempat Corona akan melanda negeri tersebut. Apabila skenario ini terjadi, maka sektor bisnis dan konsumsi Jepang akan kembali terpukul. Hal inilah yang turut menjadi katalis negatif bagi pergerakan harga minyak mentah dunia.
Disclaimer:
Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.