3 Mei 2021
Tinjauan Fundamental
XAU/USD: Harga Emas Turun Oleh Imbal Hasil Treasury AS Serta Penguatan US Dollar
Harga emas tergelincir di sesi perdagangan Jumat (30/April) malam akibat penguatan yield obligasi AS dan kenaikan data GDP AS yang mengungguli ekspektasi.
Sementara itu, harga emas spot turun 0.1 persen ke $1770.41 per ounce pada pukul 06:26 GMT. Dalam sepekan terakhir, total penurunan harga emas spot mencapai 0.3 persen. Harga emas futures di Comex New York terbilang stabil di kisaran $1769.0 per ounce. Yield obligasi US Treasury 10-tahunan kembali beredar mendekati level tinggi dua pekan, sehingga menyebabkan kenaikan Opportunity Cost bullion. Selain itu, data GDP AS dalam basis kuartalan dilaporkan terakselerasi 6.4 persen, mengungguli estimasi konsensus yang hanya 6.1 persen.
Data tersebut juga naik jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 4.3 persen. Kenaikan GDP AS dipicu oleh belanja konsumen seiring dengan stimulus fiskal yang mulai digelontorkan oleh pemerintah AS. “Rangkaian data ekonomi AS yang secara berturut-turut menguat membebani harga emas,” kata Stephen Innes, analis dari SPI Asset Management.
Menyusul kenaikan harga emas dalam beberapa pekan sebelumnya, Innes berpandangan bahwa para investor cenderung mengambil keuntungan akhir bulan. Jadi, kondisi penurunan saat ini hanyalah akibat rebalancing portofolio para trader di akhir bulan. “Harga emas sebetulnya masih mendulang permintaan, memang bukan permintaan yang kuat, karena ada penyesuaian akhir bulan,” ujar Innes.
Namun dalam jangka panjang, peluang penguatan emas agaknya masih diragukan sebagian analis. Dari sisi teknikal, Jim Wyckoff dari Kitco Metals mengatakan bahwa uptrend pada grafik harga emas harian sedang dalam bahaya. “… Jika harga gagal menembus ke atas $1800, katakanlah di minggu depan atau beberapa pekan lagi, maka harga emas mungkin akan sideways atau cenderung turun,” kata Wyckoff.
OIL (CLR): Harga Minyak Turun Tajam Setelah Reli 3 Hari
Minyak berjangka ditutup dengan kerugian pada hari Jumat (30/4), tetapi mengakhiri bulan ini dengan lebih tinggi.
Harga minyak mentah naik tajam minggu ini dan barel West Texas Intermediate (WTI) menyentuh level tertinggi sejak 12 Maret di $65,44 pada Kamis. Namun, WTI kehilangan traksinya pada hari perdagangan terakhir bulan April ini dan terakhir terlihat melemah 1,55% pada basis hadian di $63,85.
Pada hari Kamis, data yang diterbitkan oleh Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) menunjukkan PDB Riil meningkat pada tingkat tahunan 6,4% pada kuartal pertama. Pembacaan ini mengalahkan ekspektasi pasar sebesar 6,1% dan menghidupkan kembali harapan untuk pemulihan yang stabil dalam permintaan energi di paruh kedua tahun ini.
Di sisi lain, IMP Manufaktur NBS di Tiongkok turun tipis menjadi 51,1 pada bulan April dari 51,9 pada bulan Maret, menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di sektor manufaktur terus tumbuh, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat.
Sementara itu, survei Reuters yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan pada hari Jumat bahwa produksi minyak OPEC meningkat 100.000 barel per hari pada bulan April.
Kemudian, data mingguan Jumlah Pengeboran Minyak AS dari Baker Hughes Energy Services akan diawasi dengan ketat oleh para pelaku pasar.
Disclaimer:
Bertransaksi di Perdagangan Berjangka Komoditi memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektifitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Opini, berita, riset, analisa, harga atau informasi yang terkandung di dalamnya disediakan hanya sebagai komentar pasar secara umum saja.